Rabu, 29 Juli 2015
AYO BERHARAP
Jangan berhenti berharap kawan karna sesunguhnya sebuah cita cita tanpa harapan adalah hampa dan sesungunya harapan tanpa perjuangan adalah kosong ... maka dari itu mari kita berharap dan berjuang . . . harapan dan perjuangan adalah dua sisis mata uang yang tak dapat di pisahkan . . chayooo kawan . salam satu jiwa . . demi kesksesan kita bersama :) keep smile . . hehehe
Senin, 16 Mei 2011
Pertanyaan dan jawaban
Jawaban untuk sebuah pertanyaan,, bukan berati tanya jawab antara guru dengan murid
Bukan pula calon kariawan dengan HRD
Jawaban untuk sebuaj pertantaan adalah sebuah jawaban tapi bukan menggunakan hati melainkan dengan mengunakan pembuktian dan praktek Bukan hanya mengandalkan kata kata semata
Apalah artinya jawaban sang mulut jika hati tidak mengingat dan merealisasikan nya karena itu hanya akan menghasilkan omong kosong Semata..
Karena itu ada pepatah bilang diam itu emas… diam kita bukan berarti diam tak ber gerak tapi kita tidak banyak berbicara tapi banyak bekerja
seperti itu…
Lebih baik kita banyak berkerja daripada banyak berbicara itu lah yang dinamakan banyak amal tanpa banyak sesumbar.
Nah kita balik lagi ke poko pembahasan..
Jawaban apa itu jawaban?
Apkah jawaban itu harusa selalu penyelesaian dari sebuah pertanyaan saya rasa tidak .. knapa karena tidak semua pertanyaan bisa di akhiri Denggan sebuah jawaban…
Misalnya pertanyaan seperti ini: bagaimana caranya agar kita bisa terbebas dari kemiskinan…???
Saya yakin ga akan ada orang yang bisa menjawab pertanyaan itu karena pertanyaan itu tak membutuhkan jawaban melainkan pembuktian dan Usaha
Usaha untuk maju ,dengan cara kerja keras,, dan kerja keras itu tak bisa dilakukan dengan kata-kata .. semata … melainkan dengan berusaha Sekuat tenaga untuk menyelesaikan masalah kemiskinan tersebut
Jadi kesimpulanya jawaban itu tak selamanya cukup hanya hanya denggan kata kata, tapi ada pula yang harus mengunakan praktek dan realisasai Pembuktian dalam kehidupan nyata..
Catatan : itu pendapat saya…..
Setiap orang punya cara pikir yang berbeda beda…
Silahkan berkomentar tapi komentar membangun jangan sampai komentar menjatuhkan..
malam tak harus gelap
Di saat malam datang banyak orang berkata. kegelapan tlah tiba.
kegelapan yang sangat mengangu..
kegelapan itu sebetulnya adalah anugrah dari tuhan
tapi kegelapan itu anugrah bagi orang yang berpikir
bagaiman jadinya jika gelapnya malam itu tidak ada....
kapan waktu kita istirahat??? kapan waktu kita menghentikan pemburuabn materi
oleh karena itu bersyukurlah akan datangnya kegelapan ,,
karena setelah kegelapan akan tiba yang waktunya terbit terang..
tak usah di pikiri tapi lebih baik di syukuri..
Senin, 14 Maret 2011
LEMBARAN KERETAS
Hidup kita bagaikan sebuah buku Sampul depan dalam buku itu, Allah yang menetapkan Tetapi isi bukunya, kitayang menentukan Tinta hitam, Merah ataupun terkotor tercampur dengan noda, Kitayang membuatnya Tetapi Allah “ selalu “ memberi kesempatan Dan lembaran baru untik membuatnya lebih baik Sudahkah kita membuka lembaran baru yang lebih baik ?? Jangan sia-siakan kesempatan yang selalu ada dalam hidup kita SEMOGA KITA SELALU MEMBUAT LEMBARAN HIDUP BARU YANG TERINDAH Walau saat ini sakit yang ada akan membuat kita selalu siap untuk meninggalkan semua yang ada di mauka bumi ini
Namun alangkah baiknya pa bila kita berusaha seuat tenaga untuk mendapatkan ridho darinya gar hidup di dunia yang sementara tidaklah sia sia
usaha usaha dan usaha... karena hanya dengan usaha yang gigih kita dapai menggaiapai sebuah cita cita dan harapan...
cita cita.. mendapat ridho darinya cita cita.. dalam meniti kehidupan yang pana ini ,oleh karena itu marilah kita terususaha dan berjuang se gigih gigihnya.. jangan pernah patah semangat apalagi untuk kaula muda yang insaalh masih punya masa depan yang panjang....
SEMANGAT....
Jumat, 11 Februari 2011
Meniti Garis Edar Pesonamu
Bagai harum hutan pinus di sisi bukit atau
wangi melati di pekarangan
Aroma cinta yang kau taburkan
melayang lembut dengan konfigurasi warna-warni
pada lanskap kesunyian yang terhampar sepanjang perjalanan
pada atmosfir lara yang telah kita hirup dengan nafas tersengal
juga di sepanjang selasar kenangan dimana luka itu kita tinggalkan disana
“Melepasmu,” tuturmu dengan mata basah, “laksana mencabut cengkraman kuat akar sebatang pohon kecil dari tanah”
Menghentak. Memilukan. Menyakitkan.
Dan pada lengkung bianglala yang membentang di horison langit
hingga ujung batas cakrawala
Aku akan meniti garis edar pesonamu yang tak jua pudar
sembari menggenggam perih dan sesak rindu sekaligus
serta harapan yang luruh sia-sia
juga keheningan yang mencekam disudut hati
Bagai harum hutan pinus di sisi bukit atau
wangi melati di pekarangan
Aroma cinta yang kau taburkan
melayang lembut dengan konfigurasi warna-warni
pada lanskap kesunyian yang terhampar sepanjang perjalanan
pada atmosfir lara yang telah kita hirup dengan nafas tersengal
juga di sepanjang selasar kenangan dimana luka itu kita tinggalkan disana
“Melepasmu,” tuturmu dengan mata basah, “laksana mencabut cengkraman kuat akar sebatang pohon kecil dari tanah”
Menghentak. Memilukan. Menyakitkan.
Dan pada lengkung bianglala yang membentang di horison langit
hingga ujung batas cakrawala
Aku akan meniti garis edar pesonamu yang tak jua pudar
sembari menggenggam perih dan sesak rindu sekaligus
serta harapan yang luruh sia-sia
juga keheningan yang mencekam disudut hati
Haruskah geliat rindu yang kau simpan
pada getar dawai hati, bening kilau embun dan segaris cahaya pagi
membuatmu mesti berhenti pada sebuah titik yang kau namaka
tepian sebuah perjalanan panjang?
Kegetiran ini, katamu, melelahkan
dan membuatmu
kerap terkulai tanpa daya menggapai asa di lereng langit
yang telah beku dicekam gigil kangen lalu luruh satu-satu
serupa hujan membasahi belantara tak berujung
Memori yang telah kita pahat rapi pada dinding kenangan
adalah rumah tempat kita pulang dan berteduh dari reruntuhan musim,
kisah cinta yang absurd juga wadah atas segala kegagahan kita
untuk tetap bertahan dari bentangan jarak dan waktu
Pada akhirnya, hasrat itu akan kita titipkan bersama pada bentang bianglala
lantas menikmatinya, seraya berucap lirih:
“Jejak itu akan ada disana, dalam keindahan dan kepahitan, dalam kehilangan dan keberadaan,
dalam rindu yang menjelma
menjadi remah-remah berpendar terang yang jatuh sepanjang perjalanan”
SENANDUNG SEKEPING KEHENINGAN
Kita tak akan pernah bisa menyepuh ulang segala impian
dan kenangan yang meranggas perlahan di ringkih hati
lalu menyemai harap, segalanya akan kembali seperti semula
“Karena apa yang tertinggal,” katamu,”seperti sisa jejak kaki
di bibir pantai yang lenyap terhapus hempasan ombak”
Kita hanya akan bisa bersenandung merepih pilu
Dan membuat segenap angan terbang liar mencabik cakrawala
seraya menyimpan segala asa dan rindu
pada diam,
pada keheningan
pada lagu lama yang kita lantunkan
dan bergema lirih hingga ke sudut sepi sanubari
“Karena apa yang kini ada”, ucapmu lagi,”Adalah tempat dimana
angin segala musim bertiup dan arus semua sungai bermuara yang kerap
membuat kita gamang pada pilihan : meniti samar masa depan ataukah
menggenggam nostalgia dan ikut karam bersamanya”
Langganan:
Postingan (Atom)